crossorigin="anonymous">
Ekonomi

Begini Kondisi Terkini Rupiah dan Obligasi Negara

Redaksi Redaksi
Begini Kondisi Terkini Rupiah dan Obligasi Negara

RIAUPEMBARUAN.COM - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menutup perdagangan pekan ini Jumat (2/11/2018) dengan menguat 1,1% ke level US$ 14.955/US$ dibandingkan hari sebelumnya.

Perdagangan rupiah tak selemah hari-hari sebelumnya dengan rentang perdagangan Rp 14.955-Rp15.100/US$. Rupiah kali ini menang lawan dolar AS dengan menguat 1,7% yang tercatat selama sepekan.

Faktor domestik dan eksternal sedang tidak mendukung dolar AS. Dari dalam negeri, indeks ISM manufaktur AS turun ke angka 57,7 pada Oktober dari 59,8 bulan sebelumnya. Pencapaian Oktober adalah yang terendah dalam 6 bulan terakhir.

Sedangkan dari eksternal, ada potensi damai dagang AS-China. Melalui cuitan di Twitter, Presiden AS Donald Trump mengungkapkan bahwa dirinya sudah melakukan pembicaraan dengan Presiden China Xi Jinping melalui telepon, dan diskusi di antara kedua pemimpin tersebut berjalan dengan baik.

Kemudian, perkembangan Brexit juga menelurkan hasil positif. Financial Times mengabarkan bahwa Uni Eropa siap berkompromi dengan Inggris untuk tidak menerapkan batas kepabeanan di laut Irlandia. Soal wilayah kepabeanan di Irlandia ini yang kerap menjadi ganjalan dalam proses berceraian London-Brussel.

Kabar-kabar ini membuat dolar AS menjadi kurang menarik dan risk appetite pelaku pasar membuncah. Aset-aset aman (safe haven) bukan lagi menjadi pilihan utama. Inilah mengapa yen ikut melemah, karena mata uang Negeri Matahari Terbit juga berstatus safe haven.

Indonesia pun ikut menikmati derasnya aliran modal. Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah anjlok.

Namun sejak awal tahun, Reuters mencatat nilai tukar rupiah masih terdepresiasi 10,2% (year to date). Walaupun selama Oktober 2018 terlihat penguatan 1,6%.

Pasar Obligasi Negara

Sementara melihat pasar obligasi negara pada Jumat (2/11/2018) imbal hasil obligasi negara 10 tahun jatuh 14,1 bps ke 8,34%.

Selama Oktober 2018, tercatat yield 10Y obligasi pemerintah ini sudah jatuh 20,2 bps. Jika ditarik tahunan, sudah 202,2 bps imbal hasil obligasi negara jatuh.

Kepemilikan asing di obligasi negara pada (2/11/2018) sebesar Rp 865 triliun atau 37% dari total obligasi negara yang beredar. Pasar obligasi negara masih mencatatkan inflow (year to date) yakni sebesar Rp 28,8 triliun.

Editor: Iskandar M

Penulis: Redaksi


Tag:Berita EkonomiDollarRupiah